Sebagian besar orang-orang sering
menuangkan pikiran nya kedalam bentuk tulisan, perkataan, obrolan,
isyarat dan lain sebagainya.
Pikiran yang disampaikan itu tentu
beraneka ragam adanya, ada yang kelihatannya bagus dan masuk akal, Ada
juga yang kelihatan bagus tapi tidak masuk akal, ada juga yang
kelihatannya tidak bagus tapi masuk akal dan ada juga yang tidak bagus
dan tidak masuk akal pula
Sekarang bagaimana cara kita untuk membedakan manakah buah pikiran yang bagus dan manakah buah pikiran yang ngaco?
Untuk membedakannya kita bisa menggunakan atau menerapkan patokan-patokan dan hukum-hukum logika yang sudah ada. Hukum, patokan dan rumus logika sering juga disebut dengan Asas Berpikir.
Asas sebagaimana kita ketahui adalah
pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti, atau
bisa juga disebut sebagai pondasinya sesuatu dimana sesuatu itu bermula.
Dalam hal ‘asas pemikiran’ , maka yang
disebut dengan asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan
lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir
adalah mutlak, dan salah benar nya suatu pemikiran tergantung kepada
salah benarnya asas-asas ini. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan
ilmu.
Asas berpikir itu dapat dibedakan menjadi 3 asas,
Pertama, Asas Identitas (Principium Identitatis)
yaitu sebuah patokan dasar yang paling mendasar. Patokan yang dipatok
oleh asas identitas mengatakan bahwa segala sesuatu itu adalah dirinya
sendiri BUKAN yang lainnya. Contohnya, Jika kita mengakui bahwa sesuatu
itu adalah A, maka ia adalah A, bukan B, C, D, ataupun yang
lainnya. Identititas A adalah A sendiri.
Kalau kita mengakui nama pacar kita
adalah Siti, maka yang dimaksud dengan nama Siti adalah Siti yang
menunjukkan identitas seseorang yang menjadi pacar kita itu, bukan Siti
yang lainnya dan bukan pula Siti yang isterinya tetangg.
Kedua, Asas Non kontradiksi (Principium contradictoris)
yaitu sebuah aturan dasar yang mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu
TIDAK MUNGKIN sekaligus sebagai pengakuan terhadap sesuatu itu. Misal
kita mengatakan benda itu BUKAN A, maka tidak mungkin sekaligus kita
mengakui benda itu adalah A sebab realitasnya A yang kita maksud adalah
A yang sama sebagaimana yang dimaksud oleh Asas Identitas, bahwa segala
sesuatu itu adalah dirinya sendiri.
Dengan kata lain bisa dirumuskan bahwa
tidak mungkin dua kenyataan yang kontradiksi menyatu secara bersamaan
sekaligus dan simultan. Tidak mungkin menyatu realitas kontradiktif
sekaligus pada detik yg sama, tertawa sekaligus menangis, pergi
sekaligus tidak pergi dan seterusnya. Asas berpikir pada patokan ini
mengatakan bahwa “Tidak ada pernyataan yang sekaligus benar dan salah”
Ketiga, Asas penolakan kemungkinan ketiga (Principium exlusi tertii)
yaitu sebuah aturan mendasar yang mengatakan bahwa antara pengingkaran
dan pengakuan maka kebenaran terletak pada salah satunya.
Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu
disamping tidak mungkin benar keduanya juga bisa dipastikan tidak
mungkin salah keduanya. Asas ini menolak kemungkinan ada kebenaran yang
ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar