Semoga Allah yang Mahakuasa membuka
pintu hati kita sehingga dapat memahami hikmah di balik kejadian apa pun.
Semoga pula Allah membimbing kita agar bisa menyikapi kejadian apa pun dengan
sikap terbaik.
Saudaraku, yang mahal dari hidup
ini adalah semangat. Semangat itu bagaikan api, dia bisa membakar apa saja yang
menghalangi. Seseorang tidak mendapatkan kesuksesan bukan berarti ia tidak
mampu. Biasanya, seseorang tidak mendapatkan kesuksesan karena ia tidak
bersemangat. Orang tidak tahajud bukan karena ia tidak sanggup tahajud, tapi
karena tidak bersemangat melaksanakannya. Bangsa kita tidak mungkin menjadi
pecundang, kalau para pemimpin dan rakyatnya bersemangat.
Bagaimana supaya semangat itu
muncul? Pertama, berani bermimpi. Kita harus berani bermimpi. Tentu bukan
sembarang mimpi, tapi mimpi positif yang akan menggerakkan kita untuk berusaha
menggapainya. Masalahnya, orang Indonesia,
katanya, bermimpi saja tidak berani!
Kita harus memimpikan Indonesia
bangkit menjadi sebuah negara hebat bagai zamrud di Khatulistiwa. Negara dengan
umat Islam terbesar di dunia yang sangat terkenal keindahan alam dan keindahan
akhlaknya. Kita harus memimpikan Indonesia terlahir kembali sebagai
negara yang diperhitungkan. Kenapa? Karena masyarakat Indonesia
dikenal sebagai pekerja keras, bersih, rapi dan tertib seperti shalatnya,
selalu bersemangat, dan alamnya dikelola dengan baik sehingga bisa memakmurkan
rakyat dan negara di sekitarnya.
Kita harus memimpikan Indonesia
menjadi negara yang bersih dari korupsi. Para
pemimpinnya tidak berminat memamerkan kekayaan kepada rakyatnya. Mau menjadi
ciri pemimpin kita. Kalau rakyat masih sederhana pemimpinnya pun ikut
sederhana. Inilah yang membuat rakyat sangat mencintai pemimpinnya. Kapankah
ini akan terjadi? Jangan khawatir bermimpi saja dulu.
Kedua, mampu menjadikan setiap
kesulitan menjadi tantangan. Kesulitan itu bukan masalah yang sebenarnya.
Masalah sebenarnya adalah cara penyikapan kita yang salah terhadap kesulitan.
Karena itu, kita jangan panik dengan semua hal yang terjadi, dengan krisis
ekonomi, tuduhan teroris, ataupun penghinaan. Semua ini harus mendorong kita
untuk memberi bukti bahwa kita tidak seperti yang dituduhkan. Kita pun harus
menjadi bagian dari solusi. Kita harus mencari alternatif bagaimana agar
orang-orang yang tidak tahu Islam menjadi tahu indahya Islam, minimal dari diri
kita.
Ketiga, sebaik-baik jawaban
terhadap penghinaan adalah sibuk memperbaiki diri. Kita tidak akan mampu
memperbaiki orang lain sebelum kita memperbaiki diri. Maka mulailah dari diri
sendiri, dari hal-hal yang kecil, dan mulailah saat ini. Mudah-mudahan ini
merupakan rahasia bagaimana kita bisa menggapai masa depan yang lebih baik.
Allah SWT sudah menjanjikan, Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
menjadikan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberikan rezeki kepadanya
dengan tiada terkira. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia
mencukupkannya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Kita adalah makhluk yang lemah.
Tanpa pertolongan Allah, kita tidak ada apa-apanya. Para
pemimpin atau para calon pemimpin negeri ini --tanpa bermaksud merendahkan--
semoga menyadari bahwa bangsa ini tidak mungkin bisa selamat kalau tidak
ditolong oleh Allah.
Menjelang pemilihan presiden kali
ini, alangkah tepatnya bila kita memilih pemimpin-pemimpin yang shaleh, yaitu
pemimpin yang bisa membimbing rakyatnya dekat dengan Allah. Hal ini teramat
penting, karena pemimpin yang dekat dengan Allah akan mengeluarkan
keputusan-keputusan yang bisa mendekatkan rakyatnya kepada Allah dan mampu
menjadi teladan dalam kebaikan. Karena itu, pilihlah pemimpin yang memiliki semangat
untuk memperbaiki bangsa ini dan tentunya memiliki kemampuan untuk
melakukannya.
Tiadalah menimpa suatu musibah
melainkan dengan izin Allah (QS. At-Taghabun: 11). Allah tiada membebani
seseorang melainan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah: 286). Allah
pun menjanjikan, Sesungguhnya beserta kesukaran ada kemudahan, sesungguhnya
beserta kesukaran ada kemudahan (QS. Al-Insyiraah: 5-6).
Karena itu, kita jangan pernah
takut dan panik menghadapi segawat apa pun kehidupan ini. Semua ujian yang menimpa
sudah diukur oleh Allah dan Ia tidak mungkin menyia-nyiakan kebaikan hamba-Nya
yang beriman. Rasulullah SAW mengatakan bahwa orang yang beriman itu tidak akan
pernah rugi. Diberi nikmat dia bersyukur, syukur adalah kebaikan bagi dirinya.
Diberi ujian dia bersabar, dan sabar adalah kebaikan bagi dirinya. Kita tidak
akan hancur oleh siapa pun juga, satu-satunya yang akan menghancurkan kita
adalah perilaku kita sendiri. Saudaraku, tetaplah bersemangat mengarungi hidup
ini hingga Allah memanggil kita dengan Rahmat dan Kasih-Nya. Wallahu a'lam.
( KH
Abdullah Gymnastiar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar