|
Dalam
kehidupan sehari-hari kita mengenal ada dua pandangan masyarakat dalam
menilai hidup seseorang yaitu orang yang disebut sukses dan orang yang
gagal. Meski kriteria sukses atau gagal mungkin akan berbeda antara individu
yang satu dengan individu yang lain, namun tak bisa dipungkiri bahwa ada
sekelompok kecil orang yang diakui oleh semua orang sebagai
"manusia-manusia yang sukses". Manusia sukses ini jumlahnya amat
sedikit jika dibandingkan dengan mereka yang disebut "manusia-manusia
gagal". Jika dilihat dari suatu gambar piramida maka orang yang sukses
adalah mereka yang berada pada bagian paling atas sekaligus merupakan bagian
yang paling kecil. Oleh karena itulah mereka seringkali disebut kelompok
minoritas.
|
|
Pertanyaan
yang mungkin timbul kemudian adalah mengapa jumlah orang yang sukses sangat
sedikit sementara orang-orang gagal bisa ditemukan dimanapun kita berada.
Bahkan dapat dikatakan bahwa mayoritas penghuni planet bumi ini adalah
orang-orang gagal atau orang-orang yang merasa dirinya gagal. Sebenarnya
faktor apa saja yang membedakan karakteristik orang sukses dengan orang yang
gagal atau kata lain apa sih rahasia manusia-manusia sukses?
|
|
Keahlian dan Sikap Mental
|
|
Di era tahun
1990-an, Harvard University mengadakan penelitian yang difokuskan pada
apa yang membedakan antara orang yang sukses dengan ornag yang gagal di
bidang karir. Dari riset tersebut ditemukan bahwa 15 % dari kesuksesan karir
seseorang disebabkan oleh keahlian teknis sementara sisanya yang 85 %
disebabkan oleh sikap mental. Keahlian teknis adalah job skill atau
yang sering disebut dengan hardware skill atau keahlian anda memahami
benda mati dan cara menghidupkannya. Sementara mental skill adalah
keahlian anda dalam hal memahami orang dan cara kerja dunia. Katakanlah anda
saat ini memiliki keahlian di bidang web programming. Jika anda hanya
bertumpu pada keahlian itu semata tanpa keterlibatan keahlian personality,
karakter kerja, interaksi, jaringan relasi maka bisa jadi keahlian itu hanya
berguna bagi diri anda atau orang lain yang anda kenal dengan jumlah sangat
terbatas dan tidak akan memberikan manfaat besar bagi kehidupan orang
lain.
|
|
Empat Pilar
|
|
Greg Phillips (2002), dalam artikelnya berjudul Create Your Future
(Ultimate Potential 2002), mencoba membongkar rahasia di balik
kesuksesan seseorang. Kesimpulannya terdapat empat hal yang dapat menjadi
pembeda utama antara orang sukses dengan orang yang gagal. Keempat pembeda
tersebut terletak pada kualitas tinggi dan rendahnya faktor yang dimaksud.
Artinya baik orang sukses maupun gagal pada dasarnya sama-sama memiliki
faktor tersebut tetapi kualitasnya tidak sama.
|
|
1.
|
Harapan
|
|
|
Ekspektasi atau harapan terhadap apa yang diinginkan masing-masing orang
dari kehidupan ini menjadi pembeda. Orang sukses memiliki harapan besar dan
bernuansa jangka panjang. Karena harapan yang besar maka secara naluriah ia
terdorong untuk meraih sesuatu yang besar. Seperti yang katakan W.
Somerset Maugham, "Tidak selamanya anda mendapat apa yang anda inginkan
dari kehidupan ini tetapi anda akan mendapatkan apa yang anda harapkan".
Oleh karenanya taruhlah harapan positif kepada diri anda, orang lain dan
lingkungan /dunia.
|
|
2.
|
Kontrol
|
|
|
Ada petunjuk di balik fakta ilmiah tentang apa yang membentuk intelegensi
manusia. Ditemukan bahwa intelegensi manusia, 10%-nya dihasilkan dari faktor
heriditasi, warisan nenek moyang dan sisanya yang 90% dihasilkan dari
faktor lingkungan. Dari bukti ini, anda tidak perlu membeda-bedakan dari gen
mana seseorang dilahirkan sebab masih mempunyai kesempatan mengontrol atau
mengendalikan yang 90%-nya. Anda masih bisa mengontrol sebab-sebab mayoritas
untuk menjadi sukses, misalnya:
|
|
|
·
Bagaimana anda menciptakan reaksi terhadap tantangan. Apakah anda akan
memilih menjadi korban atau penentu reaksi secara tepat?
·
Kepada kelompok mana anda berasosiasi. Apakah ke kelompok orang sukses
yang senantiasa memberikan energi postif apda anda atau ke kelompok ornag
yang gagal yang justru akan menjadi perusak dan penghambat bagi kemajuan
anda?
·
Kebiasaan apa saja yang anda jalankan setiap hari demi kepentingan
kemajuan anda?
·
Dan lain-lain.
|
|
3.
|
Keyakinan
|
|
|
Rumus yang paling sahih tentang keyakinan adalah bahwa anda tidak bakal
mencapai sesuatu melebihi keyakinan terhadap kemampuan anda untuk meraih.
Artinya keyakinan anda haruslah didasarkan pada hal-hal faktual yang anda
miliki. Terutama pada hal-hal yang bisa diasumsikan secara rasio, anda wajib
memiliki keyakinan yang didasarkan pada hasil-hasil faktual. Namun
mengingat bahwa kehidupan ini tidak seluruhnya bisa disentuh oleh asumsi
rasional, maka di sisi lain anda membutuhkan keyakinan mental. Keyakinan
kedua ini sangat berguna untuk menghadang virus keragu-raguan, rasa tidak
berdaya, rasa malas, takut menghadapi risiko.
|
|
4.
|
Kecerdasan
Bersikap
|
|
|
Seperti yang dikatakan Voltaire bahwa kehidupan ini bisa disimbolkan
menjadi sebuah game - permainan kartu. Dalam suatu permainan maka
setiap orang harus menerima kartu yang diberikan lalu persoalan menang dan
kalah di babak akhir sepenuhnya tergantung pada bagaimana anda menjatuhkan
kartu. Inilah ilustrasi sederhana tentang kecerdasan bersikap. Ia menyimpan
hubungan erat dengan persoalan bagaimana anda memperlakukan diri anda dan
orang lain kemudian dari sinilah terjadi feedback yang setimpal bahkan
lebih dari orang lain dan lingkungan /dunia.
|
|
Atas
perbedaan kualitas tersebut, maka Less Brown dalam artikelnya Learn
To Be Winner (dikutip dari Top Achievement 2000) membagi
manusia menjadi tiga kelompok yaitu:
|
|
1.
|
Winner
|
|
|
Pemenang adalah orang yang hidup dengan keunggulannya. Ia sudah mampu
merealisasi dirinya dalam kapasitas yang paling optimal. Winner inilah
yang menempati bagian dari kelompok yang paling kecil. Jiwa-jiwa
pemenang selalu menaruh harapan untuk menang meskipun realitas temporer
mungkin mengkondisikan dirinya kalah. Ia memiliki keyakinan tinggi terhadap
hukum pembalasan akhir, memiliki kontrol atas sesuatu yang bisa berpengaruh
terhadap perkembangan dirinya dan bersikap assertive terhadap manusia
lain serta mampu bertindak sesuai dnegan tuntutan keadaan.
|
|
2.
|
Loser
|
|
|
Berbeda dengan karekteristik winner, seorang loser
(pecundang) hidup dengan keterbatasan dan kelemahan. Dirinya adalah realisasi
dari intimidasi orang lain dan keadaan. Dalam hal harapan, ia selalu
dibayangi oleh rasa takut bahwa hal-hal yang tidak diinginkan akan
menimpanya. Dengan tingkat dominasi yang terlalu tinggi, maka pada
akhirnya apa yang ia takutkan justru menjadi kenyataan. Seperti kata W.
Somerset: "Hidup ini lucu. Jika anda menolak untuk menerima segala
sesuatu selain harapan baik, seringkali justru yang terjadi anda harus
menerimanya".
|
|
3.
|
Potential
Winner
|
|
|
Kelompok ini merupakan potret orang yang belum menemukan dirinya secara
utuh tetapi tidak berhenti melakukan pencarian. Ia memiliki pondasi personal
yang masih labil, terkadang ia ingat dengan cita-cita dan harapan optimis
hari depan, keyakinan yang begitu tinggi untuk mengalahkan tantangan,
tetapi di saat yang berbeda ia pun terkadang lupa dengan harapan dan
keyakinan untuk menaklukkan tantangan. Intinya kelompok ini berada di
tengah-tengah. Hanya pilihan dan kegigihannya untuk terus maju yang
bakal menobatkan dirinya menjadi pemenang.
|
|
Beberapa Saran
|
|
Merujuk pada dua pandangan di atas, maka jika anda ingin berada pada
kelompok minoritas maka ada baiknya anda ikuti beberapa saran sebagai
berikut:
|
|
1.
|
Mengasah
potensi
|
|
|
Anda sudah diberi potensi dasar mulai dari fisik, intelektual, emosional,
spiritual, akses dukungan eksternal, mental, material, visual, moral atau
potensi lain yang sudah anda rasakan eksistensinya di dalam diri anda dan
masih ditambah dengan potensi lain yang mungkin saat ini belum anda ketahui.
Sadari dan syukurilah bahwa anda telah diberikan begitu banyak potensi.
Persoalannya kemudian adalah anda tidak cukup hanya menyadari dan mensyukuri
keberadaan potensi tersebut sebab potensi dasar tersebut masih merupakan
bahan baku - Gold Mine yang hanya 15% - 10% peranannya. Contoh: jika
fisik anda kuat tidak berarti secara otamatis (take for granted) anda
menjadi atletik ternama. Untuk menjadi atletik anda membutuhkan sentuhan Gold
Mind yang peranannya menurut survey dari Harvard University mencapai 85 %
- 90%. Artinya potensi dasar harus diasah atau dikembangkan melalui berbagai
cara misalnya pendidikan, kursus, sosialisasi, dsb.
|
|
2.
|
Jangan
jadikan kelemahan sebagai belenggu
|
|
|
Dari sekian potensi dasar yang anda miliki tersimpan kadar yang
bervariasi. Dalam bahasa yang lebih umum, kadar potensi dasar yang rendah
cenderung diartikan sebagai kelemahan sebaliknya jika kadarnya tinggi
diartikan sebagai keunggulan. Contoh: sebagian dari anda diberi kadar
intelektual tinggi tetapi kadar materi rendah sehingga nalurinya untuk
menjadi 'pedagang' tidak tajam. Dalam menghadapi hal seperti ini maka tugas
anda adalah mengoptimalkan keunggulan. Jangan jadikan kelemahan sebagai
alasan yang membelenggu karena kelemahan adalah pasangan yang menyertai
keunggulan. Jangan takut jika anda menemukan bahwa dri anda memiliki berbagai
kelemahan. Biasanya semakin tinggi optimalisasi keunggulan, kian bertambah
mencolok kelemahan seseorang. Paradoknya orang yang kelemahannya tidak
menonjol biasanya ia pun tidak memiliki keunggulan yang menonjol. Sama
seperti kata orang bijak bahwa orang yang tidak pernah salah adalah orang
yang tidak pernah melakukan apa-apa.
|
|
3.
|
Ambil
kendali penyelesaian konflik
|
|
|
Secara
umum kesuksesan dapat didefinisikan sebagai proses realisasi diri
secara optimal sesuai dengan perkembangan yang anda capai. Pada
dasarnya, semua manusia berpotensi untuk merealisasikan keunggulan dirinya.
Jika kemudian fakta menunjukkan lebih banyak orang yang gagal ketimbang
jumlah orang yang sukses, maka hal itu terletak pada kontrol terhadap environmental
factors yang tidak memadai, seperti yang dikemukakan Greg Phillip di
atas.
Bagaimana
proses itu terjadi? Penjelasannya adalah sebagai berikut: Ketika masih bayi
anda adalah sosok yang visioner, abundant mentality, positive
thinking, lucu, lugu, dan bisa merasakan bahwa life is a game.
Saat itu anda adalah The Only You. Ketika mulai berinteraksi dengan
orang lain yang bisa jadi dengan pola polarisasi, konfrontasi, paradoksal,
interaksi partnership, dan sebagainya maka dari sini mulai terjadi
proses konflik antara anda dan orang lain serta lingkungan / dunia. Di satu
sisi anda membutuhkan proses untuk saling menyentuh demi kemajuan anda tetapi
di sisi lain anda perlu membuang negative side-effect yang
ditimbulkannya. Pada saat seperti ini anda bukan lagi The Only You
melainkan The Conflicted You. Dari konflik inilah akhirnya tercipta
apa yang disebut kemenangan (sukses) dan kekalahan (gagal) yang pada akhirnya
akan menjadi The Real You. Jika anda memilih mengambil kendali
kemenangan dengan cara menyelesaikan setiap konflik sedini mungkin sehingga
tidak mempengaruhi energi positif yang ada dalam diri anda, maka akan dapat
dipastikan bahwa andalah yang menjadi pemenang. Sebaliknya jika konflik terus
anda biarkan bahkan anda izinkan untuk memimpin atau mengendalikan hidup anda
maka anda akan menjadi sosok yang diinginkan oleh konflik tersebut yang
akhirnya cepat atau lambat akan membawa anda menuju kegagalan.
|
|
Akhir kata, jika anda ingin menjadi kelompok minoritas
maka milikilah karakteristik sebagai seorang pemenang. Pilihan seluruhnya di
tangan anda. Semoga berguna.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar