Organisasi sebetulnya
adalah suatu makhluk hidup. Mengapa? Karena organisasi adalah kumpulan manusia.
Manusia yang bersatu untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita tidak bisa
memandang organisasi sebagai benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya.
Diperlukan suatu perawatan khusus agar organisasi tetap hidup dan berkembang.
Berangkat
dari pemikiran itu, prinsip-prinsip manajemen organisasi sesungguhnya adalah
manajemen orang-orang didalamnya. SDM merupakan faktor paling penting dalam
keberlangsungan hidup organisasi. Manusia adalah pendiri, perancang, pekerja,
pengamat, pengkritik, pemutus suatu organisasi. Tanpa mereka tidak ada
organisasi. Oleh karena itu konsep manajemen organisasi ideal haruslah berpusat
pada manusia. Setidaknya ada tiga hal yang merupakan prinsip pokok dalam
manajemen,
Organisasi sebetulnya
adalah suatu makhluk hidup. Mengapa? Karena organisasi adalah kumpulan manusia.
Manusia yang bersatu untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita tidak bisa
memandang organisasi sebagai benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya.
Diperlukan suatu perawatan khusus agar organisasi tetap hidup dan berkembang.
Berangkat
dari pemikiran itu, prinsip-prinsip manajemen organisasi sesungguhnya adalah
manajemen orang-orang didalamnya. SDM merupakan faktor paling penting dalam
keberlangsungan hidup organisasi. Manusia adalah pendiri, perancang, pekerja,
pengamat, pengkritik, pemutus suatu organisasi. Tanpa mereka tidak ada
organisasi. Oleh karena itu konsep manajemen organisasi ideal haruslah berpusat
pada manusia.
Setidaknya ada tiga hal
yang merupakan prinsip pokok dalam manajemen, yakni planning, actuating, dan controlling.
Prinsip-prinsip pokok ini harus dilakukan dengan melibatkan organ-organ dalam
organisasi.
1. Planning
Planning/perencanaan
adalah hal utama yang harus dilakukan dalam manajemen. Perencanaan yang baik
adalah perencanaan yang “begin from the end”. Kita tetapkan tujuan bersama
yang ingin dicapai. Tujuan adalah pelita yang menunjukkan jalan bahkan di
kegelapan malam. Tetapkan visi dan misi organisasi. Yang penting adalah
penetapan tujuan, visi, dan misi organisasi ini harus dilakukan bersama-sama.
Minimal tidak dilakukan sendirian. Memang pada umumnya sebuah organisasi
didirikan dengan seorang/beberapa tokoh kunci sebagai pemberi konsep. Tetapi
konsep itu mutlak harus diketahui oleh tiap orang dalam organisasi agar
terdapat kesamaan persepsi. Konseptor tidak mungkin berjalan sendirian dalam
perjalanan organisasi. Jangan ragu dalam menetapkan tujuan, visi, dan misi. Seorang
yang bermimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya namun tidak bisa lebih
baik daripada orang yang bermimpi kecil dan bisa mewujudkannya. Walaupun tidak dicapai, dengan bermimpi besar maka
langkah kita pun akan besar. Lagipula orang yang bermimpi besar dalam
pencapaiannya melebihi orang yang bermimpi kecil.
2. Actuating
Actuating/pelaksanaan
adalah roh dari organisasi. Hanya omong kosong jika perencanaan tidak diikuti
dengan aksi yang sesuai. Implementasi adalah sama pentingnya dengan
perencanaan. Tanpa pelaksanaan yang baik rencana akan hancur berantakan tanpa
sempat mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu adanya pendelegasian yang tepat
untuk suatu tugas tertentu. Serahkanlah suatu hal pada ahlinya. Jika ditangani
ahlinya tentu suatu persoalan akan selesai lebih cepat dan hasilnya pun baik.
Untuk menunjuk orang yang tepat di tempat yang tepat perlu adanay komunikasai
terus menerus antara anggota organisasi. Dengan
adanya komunikasi dan silaturahmi, kompetensi seseorang seringkali akan dapat
diketahui. Selain itu komunikasi sangat penting dilakukan antara planner dan
actuator. Komunikasi penting untuk menyelaraskan antara keinginan perencana
dengan pelaksana. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengganggu
jalannya organisasi Rencana bisa berubah di tengah jalan jika ternyata pada
pelaksanaannya terdapat situasi yang mendesak. Oleh karena itu pelaksanaan
haruslah bersifat fleksibel tanpa keluar dari jalur tujuan yang hendak dicapai.
Orang mengatakan ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Begitupun dengan
action(pelaksanaan), ia harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Bukan mengalir dengan arus bukan pula melawan arus tetapi berusaha membelokkan
arus perlahan-lahan ke arah yang kita kehendaki.
3.
Controlling
Controlling
adalah kunci dalam manajemen. Walaupun pendelegasian adalah hal yang mutlak
dalam organisasi, tetapi pendelegasian bukanlah berarti menyerahkan segala
urusan tanpa kendali. Seorang yang buta niscaya akan dapat berjalan dengan
normal jika diberitahu jalan yang harus dilewatinya. Begitupun orang-orang
dalam organisasi, seburuk-buruknya sistem manajemen jika ada kontrol dan umpan
balik yang rutin dilakukan maka hasilnya masih dapat diterima. Haruslah ada
sistem reward and punishment dalam manajemen organisasi. Orang yang berprestasi
patut diberi penghargaan dan sebaliknya orang yang melakukan kesalahan
sebaiknya diingatkan untuk tidak mengulangi kesalahannya. Ini penting sebab
sistem ini akan memacu orang-orang dalam organisasi untuk mengeluarkan
kemampuan terbaiknya karena merasa dihargai. Hargai prestasi sekecil apapun dan jangan biarkan kesalahan sekecil apapun.
Segala sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil. Kita harus tegas dalam hal
ini. Ini semua dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Tidak melenceng dari sasaran apalagi menetapkan sasaran seenaknya.
Tetapi ada hal yang penting
namun seringkali terlewatkan oleh banyak manajer organisasi. Yakni pentingnya
menyentuh hati manusia dengan hati lagi. Ya, cinta seringkali dilupakan dalam
manajemen organisasi. Ada dua hal yang bisa membuat orang total dalam suatu
hal, yakni adanya keuntungan dan cinta. Orang bilang cinta itu buta. Jika orang
telah merasakan cinta dia akan melupakan kelelahan, kesusahan, penderitaan yang
diperoleh dan akan mencurahkan segenap waktunya untuk hal yang dicintainya.
Jangan ragu-ragu bagi manajer utnuk melakukan pendekatan personal untuk
orang-orang dalam organisasi seperti menjenguk jika ada yang sakit, menanyakan
kabar, memberi hadiah, melontarkan pujian, dan sebagainya. Perhatikan
kebutuhannya dan berempatilah terhadap kesusahannya. Hal-hal ini mungkin
kedengarannya remeh tetapi sebenarnya ini solusi yang jitu bagi manajemen
organisasi. Cinta akan menjadi perekat yang sangat kuat bagi keutuhan
organisasi.
(Terinspirasi
oleh buku “Bagaimana mengubah Ide anda menjadi sebuah kerajaan bisnis” karya
H. Sony Sugema, MBA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar